Diberdayakan oleh Blogger.

MATA AIR PERADABAN

MATA AIR PERADABAN
MATA AIR PERADABAN- Dua Millenium Wonosobo


Rp 135.000
Rp 125.000

PEMESANAN

085756777030 


Detail Buku
JudulMATA AIR PERADABAN
No. ISBN
978-979-25-5331-4
Penulis
H. A. Kholiq Arif & Otto Sukatno CR
PenerbitLKiS
Tanggal terbitAgustus 2010
Jumlah Halaman546
Berat Buku-
Jenis CoverSoft Cover 
Dimensi(L x P)
15,5 x 23 cm
KategoriSeri Kebangkitan Nusantara
Bonus
Text BahasaIndonesia
Sinopsis

Buku Mata Air Peradaban mengajak orang awam memahami bahwa daerah Wonosobo yang terletak di pedalaman Pulau Jawa ternyata merupakan sumber peradaban di Jawa. Didukung dengan disajikannya fakta yang berupa artefak-artefak peninggalan prasejarah dan ditemukannya prasasti-prasasti serta candi-candi yang tersebar di seluruh Jawa merujuk pada daerah Wonosobo sebagai sumber (mata air) peradaban di Jawa yang berkembang dan mengalir dari masa ke masa di seluruh Nusantara sampai kini.
Buku ini dapat digunakan sebagai acuan dalam masalah pembentukan jati diri bangsa, sebagai mata air peradaban... bila gagasan ini benar maka Wonosobo tidak hanya sebagai mata air peradaban, tetapi juga sebagai sumber budaya Mataram Baru”. (Prof. Dr. Daryono Suyoto, Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta)


SEBENARNYA Wonosobo mempunyai sejarah yang lebih lama, yaitu pada abad ke-6 M. Adalah seorang tokoh Budha datang dari Cina ke Sriwijaya... Pada abad ke-8 M, orang-orang Sriwijaya datang ke Pulau Jawa, mendarat di pelabuhan lama Pekalongan, (karena waktu itu jalan raya antara Pekalongan dan Semarang belum dibuat) maka orang-orang Sriwijaya itu langsung mendaki pegunungan Dieng. Di daerah yang sekarang bernama Kabupaten Wonosobo itu, mereka menemukan Kerajaan Kalingga Hindu. Tanpa menggangu orang-orang Hindu itu, mereka meneruskan perjalanan ke arah Tenggara, hingga mereka sampai di kawasan Kabupaten Magelang sekarang, tepatnya di daerah Muntilan. Mereka pun lalu membuat/mendirikan Candi Borobudur di tempat itu, Sebagian lagi dari mereka meneruskan perjalanan ke Selatan, ke kawasan Yogyakarta sekarang, dan mendirikan Kerajaan Kalingga Budha. Pada abad ke-9 M, mereka mendirikan Candi Prambanan, yaitu sebuah candi yang menyatukan kedua agama, Budha dan Hindu.
Dari uraian di atas tampaklah bahwa negeri kita sudah sejak dahulu menerima pluralitas etnis dan budaya, dan dengan demikian tidak dapat menerima keunggulan kelompok mana pun atas kerugian kelompok-kelompok lain”. (Alm. KH. Abdurrahman Wahid/Gus Dur).


Bagi yang berminat pada buku Mata Air Peradaban, kami melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030

Selamat Membaca..

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
2014 Hanya Menjual Buku | Google Indonesia Sponsors: Facebook, Rendi Syahputra