MERAJUT NUSANTARA; RINDU PANCASILA Rp 50.000 PEMESANAN 085756777030 |
Detail Buku
Judul | Merajut Nusantara; Rindu Pancasila |
No. ISBN | 9789797095277 |
Penulis | Kolumnis dan Wartawan Kompas |
Penerbit | Kompas |
Tanggal terbit | Oktober - 2010 |
Jumlah Halaman | 232 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Edisi Buku Pancasila |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Dasar negara yang dirumuskan dengan susah payah oleh para pendahulu kita, ternyata hari ini tak lebih hanya sebuah tulisan yang seakan tanpa makna. Kita seperti tak pernah sungguh-sungguh mengakui bahwa Pancasila adalah dasar negara bangsa Indonesia. Hari demi hari pelanggaran terhadap Pancasila semakin menyedihkan nurani bangsa.
Di mata dunia dan menurut persepsi kita sendiri, kita merasa sebagai sebuah bangsa yang terkenal dengan keramah-tamahannya. Masyarakat kita adalah masyarakat yang suka bergotong-royong dan memiliki sopan santun yang baik. Kita bangga dengan semua itu.
Tetapi dalam kenyataannya di sebuah tempat bernama jalan raya, semua itu seakan menguap. Ketika diberi mainan bernama kendaraan bermotor, semua mitos itu tidak berlaku. Tidak ada lagi rakyat yang ramah atau penuh dengan sopan santun. Sebaliknya perilaku rakyat di jalan raya sungguh mengerikan. Mulai dari pengendara sepeda motor yang tak mematuhi rambu-rambu. Pejalan kaki yang menyeberang seenaknya. Angkutan yang berhenti di sembarang tempat. Semua itu mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Bukan hanya di jalan raya. Masyarakat menjadi sangat mudah marah ketika ada kejadian yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Aksi demonstrasi yang merusak kemudian perilaku kekerasan terhadap kelompok lain.
Masyarakat juga mudah marah manakala calon bupati, gubernur yang didukungnya ternyata kalah pada saat pemilihan.
Inikah wajah bangsa Indonesia yang berdasar Pancasila?
Tak hanya dalam kehidupan rakyat. Perilaku yang memprihatinkan juga ditunjukkan oleh para pemimpin bangsa ini. Kejahatan yang bernama korupsi, kolusi, nepotisme ternyata tak henti-hentinya dilakukan para pemimpin bangsa ini.
Praktik pemilihan pemimpin mulai dari pemilihan kepala desa, bupati, gubernur bahkan presiden tak lepas dari jual beli suara rakyat. Atas nama kekuasaan mereka terang-terangan melanggar aturan main. Jika ini terus dilakukan, kita semua memiliki pemimpin yang sekaligus penipu.
Buku ini berisi kumpulan
esai tentang makna kemerdekaan dan Pancasila yang terlupakan, yang dimuat di
harian Kompas dalam rangka peringatan kemerdekaan ke-65 Indonesia. Ikut menulis
untuk buku ini ialah Sultan Hamengku BuwonoX, H.S. Dillon, Effendi Gazali,
Jakob Oetama, dan para wartawan Kompas lainnya. Sebuah buku yang diharapkan
dapat ikut meluaskan cakrawala pemikiran anak bangsa yang menginginkan
Indonesia bisa menggapai cita-cita kemerdekaannya yang hakiki. Layak dibaca
segenap elemen bangsa, termasuk pelajar, mahasiswa, politisi, dan birokrat.
Bagi yang berminat pada buku Merajut Nusantara; Rindu Pancasila, kami melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030
Selamat membaca..
0 komentar:
Posting Komentar