ISLAM FUNGSIONAL; Revitalisasi,& Reaktualisasi Nilai-nilai Keislaman Rp 75.000 PEMESANAN 085756777030 |
Judul | ISLAM FUNGSIONAL; Revitalisasi & Reaktualisasi Nilai-nilai Keislaman |
No. ISBN | 9786020254098 |
Penulis | Nasaruddin Umar |
Penerbit | quanta |
Tanggal terbit | Desember - 2014 |
Jumlah Halaman | 384 |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Edisi Nasaruddin Umar |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Agama memiliki dua kekuatan utama, yaitu
sebagai faktor kekuatan daya penyatu (centripetal) dan faktor kekuatan daya
pemecah belah (centrifugal). Ada benarnya ungkapan kalangan ahli fenomenologi
agama bahwa agama itu identik dengan nuklir. Di satu sisi bisa memberikan
kegunaan yang luar biasa untuk kehidupan manusia, misalnya sebagai kekuatan
pembangkit tenaga listrik yang jauh lebih murah dan ini sudah digunakan oleh
enam negara berpenduduk besar di dunia kecuali Indonesia, tetapi di sisi lain
bisa menjadi bumerang bagi dunia kemanusiaan sebagaimana pernah terjadi di
Hirosima dan Nagasaki. Dalam sebuah masyarakat yang pluralis, yang dipadati
multietnik, bahasa, dan agama, apa lagi terpisah-pisah oleh kepulauan seperti
Indonesia, maka disadari betul betapa pentingnya menampilkan agama sebagai
faktor sentripetal.
Selain sebagai keyakinan yang dianut secara paripurna, agama
juga berfungsi sebagai social control dan motivator pembangunan berdimensi
kemanusiaan. Bahkan agama juga berperan sebagai instrumen perekat keutuhan
bangsa. Dengan menyadari arti penting agama tadi, maka fungsi dan peran agama
perlu dipertahankan kelangsungannya di dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Diakui atau tidak, disadari atau tidak, kekuatan agama sebagai
faktor sentripetal telah berjasa besar di dalamnya. Pemimpin dan para elite
penguasanya boleh gonta-ganti tetapi kekuatan nilai-nilai dan norma-norma agama
sebagai living low di dalam masyarakat tetap bekerja. Masing-masing umat
beragama di Indonesia menjalankan ajaran-ajaran dan hukum agamanya dengan taat
tanpa peduli siapa pun penguasanya. Masalah agama adalah salah satu faktor yang
sangat sensitif di Indonersia. Ini dapat dimaklumi karena bangsa Indonesia
termasuk penganut agama yang taat. Solidaritas agama biasanya melampaui
ikatan-ikatan primordial lainnya, seperti ikatan kesukuan dan ikatan
kekerabatan.
Oleh karena itu, penataan antarumat beragama dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus. Selain itu,
fungsi kritis agama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentu sangat
diperlukan, terlebih lagi dalam konteks masyarakat bangsa kita yang sedang
menjalani masa transisi dari sebuah reformasi. Fungsi kritis agama diperlukan
bukan hanya untuk menyadarkan pola pikir dan perilaku individu di dalam
masyarakat, tetapi juga untuk memberikan direction terhadap konsep dan
perencanaan pembangunan. Melalui buku ini kita akan diajak untuk kembali
membaca dan menelaah ulang kitab suci, menumbuhkembangkannya sehingga membumi
dekat kepada masyarakat, menatap ke masa depan yang lebih baik dan tidak
berhenti hanya di masa lalu tetapi menjadi sejarah gemilang yang berulang.
Bagi yang berminat pada buku ISLAM FUNGSIONAL; Revitalisasi & Reaktualisasi Nilai-nilai Keislaman, kami melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030
Selamat membaca..
0 komentar:
Posting Komentar