MENYOAL STATUS AGAMA-AGAMA PRA ISLAM |
Rp. 75.000,-
PEMESANAN
085756777030
Judul |
Menyoal Status Agama- Agama Pra Islam
|
No. ISBN | 978-979-433-877-3 |
Penulis | Sa'dullah Affandy |
Penerbit | Mizan |
Tanggal terbit | April 2015 |
Jumlah Halaman | 282 |
Berat Buku | 300 gram |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Edisi Wacana Keislaman Kontemporer |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Islam diyakini oleh pemeluknya sebagai agama terakhir yang
diturunkan oleh Allah bagi umat manusia melalui risalah Nabi Muhammad, nabi
pamungkas dari seluruh nabi. Sebagai agama terakhir, Islam diyakini bukan
sekadar menyempurnakan dan melengkapi agama-agama sebelumnya, tetapi bahkan
menghapuskan keberlakuan agama-agama tersebut. Dengan kata lain, sejak
kedatangan agama Islam, maka agama-agama lain dianggap telah obsolete alias
kedaluwarsa, dan karenanya dinyatakan tidak berlaku lagi. Demikianlah keyakinan
mayoritas (jumhur) umat Islam dewasa ini.
Buku ini menawarkan pandangan yang berbeda dengan
mainstream: bahwa Islam memang benar melengkapi dan menyempurnakan agama-agama
sebelum, tetapi tidak menghapuskan agama-agama sebelumnya. Argumen itu
didasarkan atas pengkajian terhadap khazanah tafsir atas ayat-ayat QS 2: 62, 2:
106, dan 3: 85.
Gagasan ini mengingatkan kita kepada pengertian Islam dalam
makna generiknya sebagai “kepasrahan atau ketundukan” kepada Tuhan yang
merupakan agama seluruh nabi-nabi, dan bukan Islam dalam pengertian institusi
agama yang secara eksklusif dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Sejalan dengan
pengertian itu, jaminan keselamatan di akhirat ditentukan oleh tiga hal
fundamental: keyakinan kepada Tuhan dan Hari Akhir yang dibarengi dengan amal
saleh. Jaminan demikian berlaku bagi agama apa pun.
Buku ini tentu mengundang pembaca untuk merenungkan kembali
makna dan hakikat Islam. Pada gilirannya, pemahaman tentang Islam akan
berdampak pada hal-hal lain seperti jaminan keselamatan, toleransi, kebenaran
agama(-agama), hubungan antar-agama, titik temu dan titik beda agama-agama,
berikut implikasi-implikasi sosial-politik-ekonomi-budaya yang menyertainya.
Buku ini telah membuka arah baru dalam kajian al-Quran
seputar keabsahan agama-agama samawi pra-Islam, khususnya Yahudi dan Kristen.
Alhasil, saya sangat mengapresiasi hasil penelitian doktoral saudara Sadullah
ini, intelektual muda NU yang kembali membuka jalan bagi dialog dan persaudaraan
antar-iman yang sejati. (Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA. Ketua Umum PBNU).
Sebagai wacana akademik, upaya yang dilakukan oleh Saudara
Sadullah ini patut mendapatkan penghargaan. Hasil penelitian ini bisa menjadi
pemantik munculnya diskusi tentang ilmu keagamaan yang lebih intens, khususnya
terkait dengan topik yang ditelitinya. Sehingga bisa lebih menggairahkan kajian
ilmu keagamaan di Indonesia. (Dr. KH. Maruf Amin, ketua Komisi Fatwa MUI).
Penelitian ini agaknya mampu menjawab kegelisahan para tokoh
agama terkait posisi agama-agama pra-Islam. Kehadiran Islam, menurut hasil
riset penulis merupakan kelanjutan dari episode sejarah agama-agama sebelumnya,
bukan menganulirnya. Salah satu kekuatan buku ini adalah kemampuan penulis
dalam mengawinkan kajian klasik dan modern dalam konklusi yang dapat
dipertanggung-jawabkan. Sebagai santri tradisional, kajian saudara Sadullah
dapat menjadi pelopor bangkitnya pemikiran kaum pesantren yang dapat diterima
di semua lapisan masyarakat, serta dunia keilmuan umumnya. (Prof. Dr. Azyumardi
Azra, Cendekiawan Muslim).
Dalam bukunya ini Dr. Sa'dullah membuktikan, dengan
mendasarkan diri pada metodologi tafsir al-Qur'an, bahwa dengan datangnya Islam
keabsahan agama-agama lain tidak dihapus. Penelitian ini merupakan sumbangan
penting baik bagi pengertian pluralisme pada umumnya maupun bagi pengertian
diri Islam. (Romo Franz Magnis-Suseno,
Tokoh Katolik dan Ketua Yayasan Dhriyarkara Indonesia).
Karya Dr. Sadullah, kader muda NU, yang ada di tangan
pembaca ini adalah salah satu corak tafsir yang lentur itu yang telah lama
menjadi isu kontroversial di kalangan umat manusia. (Ahmad Syafii Maarif,
Direktur Maarif Institute dan Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah).
Buku ini telah berhasil menjawab banyak pertanyaan tentang
hubungan antara agama-agama samawi. Pembahasannya detail dan ilmiah, kombinasi
antara literatur klasik dan modern sangat memadai sehingga bisa memberikan
sumbangan yg amat berarti bagi kalangan akademisi, dalam kajian keislaman baik
tafsir, akidah dan perbandingan agama. (Dr. KH. Ahsin Sacho Muhammad, MA. Pakar
Tafsir dan mantan Rektor IIQ Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar