JERUSSALEM SATU KOTA TIGA IMAN
Rp. 175.000,-
PEMESANAN
085756777030
|
Judul | JERUSSALEM; Satu Kota Tiga Kota |
No. ISBN | 9795561480 |
Penulis | Karent Amstrong |
Penerbit | Risalah Gusti |
Tanggal terbit | Agustus 2009 |
Jumlah Halaman | 644 |
Berat Buku | 965.00 gr |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | 15,5 x 24 |
Kategori | Semitik Corner |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Dipuja sepanjang millenium
oleh tiga sistem keimanan, tercabik-cabik oleh konflik yang tidak berkesudahan,
ditaklukan, dibangun kembali, dan diratapi sekali lagi dan sekali lagi.
Jerussalem adalah kota yang sakral, yang kekudusannya melahirkan tragedi yang
mengerikan. Dalam buku ini, Karen Amstrong melacak sejarah bagaimana umat
yahudi, kristen, dan kaum muslimin melandasi klaim atas Jerussalem sebagai kota
suci mereka, dan bagaimana ketiga konsep yang berbeda secara radikal tentang
yang kudus telah membentuk dan memberi trauma ke kota itu selama ribuan tahun.
Buku ini merupakan kajian
sejarah yang mendalam mengenai sejarah peradaban yang terjadi di
Jerussalem. Selama ini Jerussalem ditulis penuh dengan muatan kontaminasi
kepentingan-kepentingan tertentu, termasuk kepentingan politik dan bias
kepentingan keagamaan. Konflik keimanan yang berlangsung di Jerussalem
terjadi tidak dapat diingkari sebagai sokongan dari tulisan yang ditulis untuk
memenangkan pihak yang berkepentingan.
Berdasarkan realitas tersebut,
Karen Amstrong menghadirkan tulisan tentang Jerussalem dari sisi perdamaian.
Dengan penggalian sisi sejarah yang dalam dan cermat. Ketiga agama yang
dibumikan Tuhan di Jerussalem ditampilkan Karen Amstrong dengan perspektif
sejarah yang jernih dan objektif. Semuanya dibentangan sesuai dengan fakta dan
data sejarah. Inilah yang patut dipahami dalam buku Jerusalem, satu kota tiga
iman.
Kejernihan dan kejujuran
tulisan Karen Amstrong dalam buku ini membuat The Washington Post mengakui
karya Karen Amstrong tersebut sebagai karya yang berperan penting dalam
memberikan kebenaran sejarah Jerussalem. Tidak kalah pentingnya, buku
Jerussalem: satu kota tiga iman juga mematahkan kearoganan Yahudi yang
mengklaim Jerussalem sebagai kota keimanannya. Klaim yahudi tersebut
diluruskan oleh Karen Amstrong melalui eksplorasi sejarah dan fakta-fakta yang
akurat.
Karen Amstrong membongar sejarah Jerussalem dalam dua periode
waktu. Pertama sebelum berada di lembah pergolakan politik, kedua stelah berada
dalam arus pergolakan atau kekacauan politik. Pada kurun waktu pertama,
berhubungan dengan masalah sejarah keimanan di Jerussalem sehingga tiga iman
tersebut membangun peradaban manusia. Bagi orang Yahudi, Jerussalem
sebagai tempat suci yang ditandai dengan tempat peribadatan Haekal (bukit
suci), tempat memanjatan do’a dan melaukan ritual keagamaan. Sedangkan
bagi kelompok penganut nasrani, Jerussalem adalah sebagai tempat kelahiran Isa
almasih dan menjadi pusat monumental dalam sejarah keagamaan orang-orang Nasrani.
Oleh umat islam, Jerussalem, tempat masjid Al Aqsha berada sebagai tempat
terpenting dalam peribadatan dan ritual islam, yaitu sebagai tempat peristiwa
isra mi’raj Rasulullah saw.
Pada penggalan sejarah
pertama, Karen Amstrong telah berhasil memaparkan sejarah eksistensi Jerusalem
sebagai sebuah “tempat pilihan Tuhan”, tempat terpancarnya keimanan.
Permaknaan ini yang dijelaskan oleh Karen Amstrong dalam bukunya tersebut.
Permaknaan bahwa Jerussalem adalah kota pilihan Tuhan semestinya membuat Jerussalem
berada dalam pancaran kesucian, bukan peperangan. Peperangan muncul sebagai
akibat terbawanya ranah agama ke dalam egoisme etnis.
Pada penggalan sejarah yang
Jerussalem kedua, yaitu era ketika Jerussalem mengalami pergolakan politik. Era
tersebut ditandai dengan kembalinya etnis Yahudi dari pendiasporaan, atau
disebut juga dengan era keruntuhan Jerussalem. Pada era tersebut
Jerussalem dalam peperangan dan tarik-menarik politik antara kelompok iman yang
ada. Pertama, ditandai dengan meletusnya perang salib. Kedua, Jerussalem di
tengah-tengah tarikan politik Zionisme-Hamas.
Jejak keimanan mulai
dihilangkan dari Jerussalem, digantikan dengan kepentingan-kepentingan Zionis.
Umat muslim pun dilarang untuk menyebut Jerussalem sebagai kota Al Quds. Zionis
telah memetakan sendiri Jerussalem sebagai wilayah kekuasaannya. Tindakan
kekerasan Zionis pun terlihat ke arah genocide. Inilah sebuah kekacauan yang
terjadi di Jerussalem, sehingga suasananya telah berubah dari kota kesucian
menjadi kota angkara murka.
Kekacauan dan peperangan yang
terjadi di Jerussalem juga dibentangkan Karen Amstrong dengan jernih, sesuai
dengan data yang akurat dan lengkap, sehingga tidak terlihat adanya
keberpihakan Karen Amstrong terhadap salah satu pihak yang bertikai.
Tulisan Karen Amstrong betul-betul menampilkan misi penjernih dalam merangkum
makna perdamaian.
Sampai hari ini belum ada
tanda-tanda akan bermuaranya kedamaian di negeri tiga iman tersebut, yang
terjadi justru semakin menakutkan. Kematian terus terjadi, peperangan semakin
menjadi tradisi, pembunuhan semakin tidak mengenal hati nurani. Kebencian telah
melampaui esensi daripada iman. Itulah yang tampak dari fenomena Jerussalem
belakangan ini.
Pengeksplorasian sejarah dan
fenomena yang dikedepankan dalam buku ini sangat jelas, yaitu supaya iman yang
terbumikan di Jerussalem dapat menjadi simbol solidaritas kembali, simbol
kesucian dan simbol spiritual yang tidak mencerca satu sama lain. Apalagi
di tengah kondisi Jerussalem yang belum stabil, tentu buku ini bisa sangat
membantu untuk menjernihkan image yang berlaku selama ini, terutama yang
berkaitan dengan image agama dan perang. Fakta sejarah menunjukkan
peperangan yang terjadi adalah akibat pembelokkan dari keimanan itu sendiri.
Bagi yang berminat pada buku Jerusalem; Satu Kota, Tiga Iman, kami melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030
Selamat Membaca..
Selamat Membaca..
0 komentar:
Posting Komentar