TURN CONSERVATIVE; Islam dalam Ancaman Fundamentalisme
Rp 79.000
PEMESANAN
085756777030
|
Judul | TURN CONSERVATIVE; Islam dalam Ancaman Fundamentalisme |
No. ISBN | |
Penulis | Moch Nur Ichwan |
Penerbit | Mizan |
Tanggal terbit | 2014 |
Jumlah Halaman | |
Berat Buku | - |
Jenis Cover | Soft Cover |
Dimensi(L x P) | - |
Kategori | Seri Wacana Keislaman Kontemporer |
Bonus | - |
Text Bahasa | Indonesia |
Buku ini ingin berbicara
tentang “Islam Indonesia”. Titik berangkatnya adalah apa yang diamati sebagai
conservative turn, yaitu pergeseran atau pembalikan wajah Islam Indonesia ke
arah yang konservatif. Empat studi spesifik di sini dengan teliti dan sangat
menarik menggambarkan perubahan itu. Indikator pergeseran konservatif yang
diberikan di sini amat beragam, mulai dari konflik besar di antara komunitas
Muslim dan Kristen di beberapa tempat; pemboman di Jakarta dan Bali dengan
korban ratusan orang; juga upaya memasukkan kembali tujuh kata Piagam Jakarta
ke amandemen UUD 1945, yang diikuti dengan munculnya perda syariah di beberapa
wilayah Indonesia; kemunculan gerakan-gerakan baru seperti HTI dan Salafi; dan,
yang disebut sebagai ungkapan terjelas pergeseran itu, serangkaian fatwa
kontroversial MUI yang muncul pada 2005.
Wajah baru pasca Reformasi ini
dikontraskan dengan “wajah Islam yang tersenyum” di masa Orde Baru, yaitu
diskursus keislaman yang toleran dan terbuka, sebagaimana dihadirkan Nurcholish
Madjid dan Abdurrachman Wahid. Wacana itu mendukung program pembangunan
pemerintah, menerima ideologi Pancasila, mengembangkan hubungan harmonis dengan
non-Muslim, dan menolak gagasan negara Islam. Adanya diskursus-diskursus yang
lain tak dinafikan, namun pada masa kejayaannya, diskursus itu bersifat dominan
bahkan mungkin hegemonik. Ia mendapat perhatian media massa, berpengaruh
diuniversitas, juga Departemen Agama. Pergeseran yang terjadi tak berarti
wacana terbuka itu hilang, namun tak lagi dominan, dan inisiatif untuk
mendefinisikan wacana keislaman itu kini ada pada Muslim konservatif dan
fundamentalis.
Buku ini menampilkan, dalam detail empat
kasus, kompleksitas perubahan konstelasi Muslim Indonesia. Dari gambaran
terinci itu, mungkin belum cukup alasan mengatakan bahwa kaum toleran-terbuka
telah tersisih. Tapi kita tahu juga betapa makin kompleksnya arena permainan,
sebagai konsekuensi demokratisasi, dan kemungkinan terjadinya koalisi-koalisi
yang bisa mengubah arena dengan signifikan.
Pertanyaan yang tersisa kini, sejauh
mana kaum Muslim toleran-terbuka, yang tak terlalu banyak diteliti dalam buku
ini, mampu menjawab tantangan itu dalam situasi politik yang lebih demokratis,
dengan segala konsekuensinya yang tak selalu menguntungkan mereka.
Bagi yang berminat pada buku TURN CONSERVATIVE; Islam dalam Ancaman Fundamentalisme, kami
melayani paket order. silahkan hubungi no. kontak 085756777030
Selamat membaca..
0 komentar:
Posting Komentar